Langsung ke konten utama

Plastik Kita

Saya ga tau mesti nulis apa hari ini. tapi biar kegiatan menulis saya tetap berjalan maka saya putuskan untuk menulis lirik lagu saja. menulis lirik lagu dari sebuah band indie asal jakarta, SORE.


Plastik Kita 


Semangat manusia tua muda malam siang 

rejam rasa mencari titik kelam usia 

tak berbinar tak bertuah senantiasa

kita


tiadakah kau puas

yang bersandar yang menjulang pada nikmat 

yang tlah diberikannya 

dimana batas kehausan


salahkah kita menjalani hidup 

dimana arah tak bertujuan 

sepikah kita 


Sejarah berulang kita sirna 

berpakaian kehampaan 

kurangkah kita?

tak bisakah rasa 

mengalahkan kehausan

yang menjajah segenap kalam surga 

yang tersimpan di hati 

yang dalam 


Salam, salam, pada hati yang telah padam karam. 



Lagu ini ada pada album baru sore yang berjudul "Los Skut Leboys" dan berada pada urutan keempat setelah lagu andalan "there goes". Fyi, lagu ini juga sudah ada video livenya di youtube. cuma menurut saya versi Live nya agak kurang bagus. entah karena sound nya atau memang SORE nya sedang kelelahan akibat tur panjang dan melelahkan yang mereka jalani.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sepotong sajak tentang Ayah

Kapan terakhir kali kau memeluk ayahmu? lelaki pendiam yang selalu tampak dingin itu. lelaki dalam keluarga yang tak seperti ibumu, yang suka mengomel itu. lelaki yang sedikit sekali bicaranya, yang bahkan seringkali lebih banyak menyendiri. lelaki yang menganggukan kepala tanda kesetujuannya dan mengayunkan senyum tanda ketidaksukaannya. Lelaki yang diam-diam menyuruh ibumu meneleponmu saat kau pergi jauh. Lelaki yang sembunyi menangis saat menerima kabar bahwa kau diterima di sebuah perguruan tinggi impiannya sewaktu muda dulu. Lelaki yang dimarahi oleh komandannya saat terpaksa mangkir dari piket jaga saat mengetahui kau sakit dengan suhu badan yang tinggi. Lelaki itu,, lelaki itu adalah ayahmu. Kapan terakhir kali kau memeluknya?

Puisi Ibu

Ibu, ibu, ibu  oleh: Pidi baiq Kau mengajari aku Mengucapkan kata-kata baru Kau menghendaki aku Mengucapkan kata-kata bagus Kau adalah yang tidak  Membunuhku selagi masih bayi Kau adalah yang tidak  Mengutukku hingga menjadi batu Kau sebut nama aku Pada tiap ucap doamu Kau jauh lebih tinggi Daripada aneka macam sorga Kau tanyakan kabarku Disaat aku tinggal jauh Kau adalah yang lunglai Disaat aku marah pergi Kau adalah yang malu Disaat aku berbuat memalukan Kau adalah yang bimbang Tanya dengan siapa aku pergi Kau jauh lebih harum Dari apapun yang paling mengharumkan Kau adalah yang bilang jangan kecewa sabar sayang Kau adalah dirimu Dengan getar kupanggil kau Ibu Ketika engkau tersenyum kepadaku Cinta tak perlu lagi kucari darimu